Fakultas Kehutanan Unhas Jadi Tuan Rumah Kegiatan Internasional Simposium Mahasiswa Kehutanan 2025

Tamalanrea-Makassar. Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Kehutanan menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan kegiatan International Forestry Students’ Symposium (IFSS) 2025. Kegiatan ini menghadirkan 85 delegasi dari 21 negara yang bertujuan memperkenalkan sektor kehutanan Indonesia secara komprehensif melalui kunjungan lapangan di Jakarta, Bogor, Daerah Istimewa Yogyakarta, Makassar, Maros, dan Takalar selama 14 hari mulai tanggal 25 Agustus s.d. 7 September 2025.

Simposium Mahasiswa Kehutanan Internasional (IFSS) adalah acara global bergengsi yang mempertemukan mahasiswa kehutanan dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan, perspektif budaya, dan solusi kolaboratif dalam menghadapi tantangan kehutanan global.

Mewakili Dekan Fakultas Kehutanan Unhas, Prof. Dr. Ir. Syamsu Rijal, S.Hut., M.Si., IPU. (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan) hadir dalam acara pembukaan kegiatan IFSS, Senin (25/25) dalam sambutannya menyampaikan rasa banggsa telah diberikan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah kegiatan bergengsi ini dan senang melihat pertemuan anak muda yang beragam ini, yang disatukan oleh semangat yang sama terhadap kehutanan dan keberlanjutan

“Kegiatan ini merupakan langkah penting untuk memperkuat ikatan antar-pemangku kepentingan, seperti pemuda, pemerintah, dan profesional di tingkat internasional, sekaligus menjadi momen penting untuk bertukar gagasan, berbagi pengetahuan, dan saling belajar,” jelas Prof. Jay sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Prof. Jay mengatakan bahwa kami merasa terhormat untuk memperkenalkan kehutanan di sini tidak hanya sebagai mata kuliah, tetapi juga sebagai fondasi penting bagi pembangunan berkelanjutan.

Hutan memberikan manfaat berupa barang berwujud dan jasa lingkungan, yang mencakup fungsi produktif, protektif, dan konservasi. Pada akhirnya, melalui pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan, sumber daya hutan dapat berkontribusi pada siklus ekonomi dan ekologi yang berkelanjutan.

“Wilayah kita, Sulawesi Selatan, diberkahi dengan bentang alam karst seluas 44.000 hektar yang membentang di Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan Bone, yang menjadikannya kawasan karst terbesar kedua di dunia. Bentang alam yang unik ini merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati flora dan fauna yang kaya dan harus dilindungi. Selain keunikan karstnya, Sulawesi Selatan juga dianugerahi hutan bakau yang luas di sepanjang wilayah pesisirnya,” jelas Prof. Jay.

Sebelum mengakhiri sambutan Prof. Jay menekankan satu pesan penting bahwa kehutanan bukan hanya tentang pepohonan, tetapi tentang kehidupan itu sendiri. Kehutanan menghubungkan lintas sektor, mulai dari mata pencaharian masyarakat hingga energi, dari teknologi hingga perlindungan ekosistem. Di Sulawesi Selatan, kalian akan melihat bahwa kehutanan merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang menopang masa depan kita.

Bagikan