Prodi Rekayasa Kehutanan Unhas Gelar Kuliah Umum Bahas Tentang Studi Mikologi Jamur dan Ekosistem Karst

Tamalanrea-Makassar. Program Studi (Prodi) Rekayasa Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan kegiatan kuliah umum dengan mengusung tema “Karst and Fungi: A Public Lecture on Mycological Studies”.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 10.00 Wita di Aula Lantai 1 Fakultas Kehutanan, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Kamis (10/4/2025).

Mengawali kegiatan Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, Inovasi dan Alumni Fakultas Kehutanan Unhas, Syahidah, S.Hut., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada narasumber atas kehadirannya pada kegiatan ini dan berbagai ilmu tentang jamur dan ekosistem karst dalam studi mikologi.

“Terima kasih atas kehadiran narasumber pada kegiatan ini, saya berharap materi yang disampaikan memberikan manfaat dan ilmu serta pengetahuan baru kami dan seluruh mahasiswa yang hadir dalam kegiatan kuliah umum ini,” jelas Syahidah.

Lebih lanjut Syahidah mengatakan bahwa tema yang diusung ini cukup menarik karena saat jamur dan karst menjadi salah satu topik yang sangat menarik untuk dibahas dan jamur sangat penting dalam kehidupan manusia karena memiliki berbagai peran, mulai dari sumber makanan hingga bahan obat-obatan. Selain itu, jamur juga berperan dalam proses dekomposisi, fermentasi, dan menjaga kesuburan tanah.

Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, Inovasi dan Alumni menyampaikan bahwa Dekan Fakultas Kehutanan Unhas belum bisa bergabung pada kegiatan ini karena tengah menghadiri acara wisuda Unhas yang berlangsung juga hari ini.

Hadir sebagai narasumber, Otto Miettinen (University of Helsinki) membawakan materi dengan tema “Developing molecular research methodology and how it shapes mycology” dan Tine Grebenc dari Slovenian Forestry Institute.

Otto Miettinen dalam materinya menyampaikan bahwa mikologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari jamur, termasuk ciri-ciri, sifat, dan penggunaannya. Teknologi modern dalam analisis genom yang mampu menghasilkan data urutan DNA dalam jumlah besar secara cepat dan efisien sebut juga High throughput sequencing (HTS) atau Next-Generation Sequencing (NGS).

“HTS memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi berbagai macam urutan DNA, baik dengan wilayah genetik tertentu maupun seluruh materi genetik,” jelas Otto.

Beberapa keuntungan penggunaan teknologi HTS yaitu menghasilkan data sekuensing dalam jumlah besar dalam waktu singkat (Throughput Tinggi), dapat menangani berbagai ukuran sampel dan proyek (Skalabilitas) dan mempercepat proses penelitian dan pengujian.

Tine Grebenc (Slovenian Forestry Institute) menyampaikan  materi tentang jamur truffle atau jamur hypogeous dimana jamur tersebut membentuk tubuh buah (sporocarp) yang sebagian atau seluruhnya tertanam di dalam tanah (substrat).

Truffle berevolusi dari nenek moyang epigeous di hampir setiap garis keturunan utama jamur, berkembang dalam waktu evolusi yang berbeda dan secara taksonomi tidak membentuk klade filogenetik tunggal.

Kegiatan ini dipandu oleh Margaretta Christita (PKR Mikroba Karst Unhas BRIN. Diikuti oleh 100 orang peserta dan berlangsung lancar sampai pukul 12.00 Wita.

Bagikan