Tamalanrea-Makassar. Program Studi Rekayasa Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan kegiatan kuliah umum dengan mengusung tema “Studi Limnologi dan Biodiversitas Danau”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 13.00 Wita di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Fakultas Kehutanan, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, dan terhubung langsung melalui zoom meeting, Kamis (3/10/2024).
Mengawali kegiatan Ketua Program Studi Rekayasa Kehutanan Fakultas Kehutanan Unhas, Dr. Ir. Siti Halimah Larekeng, S.P., M.P. dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kehadiran narasumber pada kegiatan kuliah umum ini dan berharap kegiatan ini bisa memberikan ilmu dan pengetahuan baru kepada mahasiswa kami tentang limnologi dan biodiversitas danau.
“Terima kasih atas kehadiran narasumber pada kegiatan ini, saya sangat berharap mahasiswa bisa mengikuti dan memanfaatkan kegiatan ini dengan baik untuk menambah pengetahuan kalian studi limnologi dan biodiversitas tanah, materi yang dibahas dan disampaikan oleh narasumber ada kaitannya dengan prodi rekayasa kehutanan,” jelas Dr. Halimah.
Usai sambutan kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber yaitu Prof. Dr. Tri Retnaningsih Soeprobowati, M.App., Sc. (Dosen Universitas Diponegoro) membawakan materi dengan tema “Studi Limnologi dan Biodiversitas Danau”.
Prof. Tri Retnaningsih menjelaskan bahwa limnologi merupakan studi tentang struktur dan fungsi air tawar dan hubungannya dengan lingkungan fisik, kimia, dan biologi. Sementara Paleolimnologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang perairan tawar dengan memanfaatkan informasi fisika, kimia, dan biologi yang tersimpan dalam sedimen, untuk merekonstruksi kondisi masa lalu sebagai dasar pengembangan pengelolaan danau.
“Pengurasan sedimen dilakukan untuk merekonstruksi kondisi masa lalu berdasarkan organisme yang terawetkan dalam sedimen sehingga dapat menggambarkan kondisi lingkungan pada saat organisme tersebut hidup,” jelas Prof. Tri.
Prof. Tri menjelaskan juga tentang diatom, dimana diatom merupakan alga eukariotik bersel tunggal terutama ditandai oleh dinding sel silika yang terdiri dari dua katup, bersama-sama disebut frustule, dapat berfungsi sebagai bioindikator untuk mengintegrasikan total lingkungan dan respons terhadap serangkaian kondisi lingkungan yang kompleks.
Usai pemaparan materi, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama. Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta dan berlangsung lancar sampai pukul 15.00 Wita.