Desa Limampoccoe-Kabupaten Maros. Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair. Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita di Dusun Jambua, Desa Limampoccoe, Kabupaten Maros, Sabtu (29/6/2024).
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Limampoccoe, Kabupaten Maros dalam proses pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan bahan-bahan organik, tak hanya itu pelatihan ini juga bertujuan untuk mendukung tercapainya SDG, khususnya SDG 13 dalam memerangi perubahan iklim dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara Dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Unhas, Praktisi Sekolah Rakyat Payo-Payo dan Petani Desa Tompobulu Kabupaten Pangkep yang telah lama menggunakan pupuk organik cair.
Pelatihan ini dihadiri setidaknya 25 orang yang terdiri dari Dosen Program Studi Kehutanan, petani dan mahasiswa. Dosen sekaligus Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Kehutanan yaitu, Prof. Dr. Syamsu Alam, M.S., Prof. Dr. forest. Muhammad Alif KS., S.Hut., M.Si. dan Andi Vika Faradiba Muin, S.Hut., M.Hut.
Petani bersama dosen dan mahasiswa secara langsung melakukan demonstrasi pembuatan pupuk organik cair.
“Pelatihan ini merupakan kerjasama dengan praktisi dan petani yang telah lama menggunakan POC agar dapat secara langsung menceritakan dan berbagi pengalamannya kepada petani kabupaten Maros,” tutur Andi Vika Faradiba.
Lebih lanjut Dosen Muda Fakultas Kehutanan Unhas ini berharap bahwa melalui pelatihan ini dapat memotivasi para petani menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang mudah ditemukan di desa sehingga secara perlahan mereka tidak lagi bergantung dengan pupuk kimia.
“Pelatihan pembuatan pupuk organik cair merupakan permintaan dari para petani di Desa Limampoccoe. Dalam proses pelatihan, para fasilitator tidak hanya mendemonstrasikan cara pembuatan pupuk organik cair, tetapi juga mendemonstrasikan cara pembuatan pakan ternak fermentasi, mengingat para petani yang hadir pada kegiatan sebagian besar memiliki ternak,” jelas Andi Vika Faradiba.